Kalender Hijriah


Kamis, 23 Mei 2013

TRANSMISI


3.1. Mode Transmisi
a. Serial

Pada Pengiriman seri, Data pararel internal diteruskan ke pengubah pararel-serial (IC Converted), bit-bit dikirimkan secara berurutan (tidak serempak) dan kecepatan pemindahan data lebih rendah dan mode transmisi pararel. Pengiriman dimulai dari LSB ( Least Significant Bit) dan diakhiri MSB ( Most Significant Bit). Penerima harus memecah isyarat data yang sama pada waktu yang tepat sebelum membentuk kembali karakter yang diterima.

Gambar 3.1 Mode Transmisi Paralel
Agar data yang diterima itu benar maka selang waktu yang digunakan oleh pengirim dan penerima harus sama. Untuk keperluan tersebut mka pengirim dan penerima harus menambahkan “detak” (Time Pulse).

Gambar 3.2 Detak (Time Pulse)
b. Paralel
Data dikirimkan sekaligus, misal 8 bit bersamaan
• Kecepatan tinggi
• Karakteristik Media harus baik
• Masalah “SKEW Efek” yang terjadi pada sejumlah pengiriman bit secara serempak dan tiba pada tempat yang dituju dalam waktu yang tidak bersamaan

Gambar 3.3 Mode Transmisi Serial
Mode serial membutuhkan sinkronisasi/penyesuaian yang berfungsi untuk :
• Mengetahui bilamana sinyal yang diterimanya merupakan bit data (sinkronisasi bit)
• Mengetahui bilamana sinyal yang diterimanya membentuk sebuah karakter (sinkronisasi karakter)
• Mengetahui bilamana sinyal yang diterimanya membentuk sebuah blok data (sinkronisasi blok)

3.2. Berdasarkan sinkronisasi dikenal 3 mode transmisi serial, yaitu :
1. Asinkron
• Pengiriman dilakukan perkarakter
• Transmisi kecepatan tinggi
• Antara karakter tidak ada waktu yang tetap
• Bila terjadi kesalahan, 1 blok data akan hilang
• Membutuhkan : start bit (tanda mulai menerima bit data)
• Tiap karakter diakhiri : stop bit
• Dikenal sebagai Start-Stop Tranmission

Gambar 3.4 Transmisi Asinkron
2. Sinkron
• Pengiriman dilakukan perblok data (karakter)
• Transmisi kecepatan tinggi
• Tiap karakter tidak memerlukan bit awal/akhir
• Bila terjadi kesalahan, 1 blok data akan hilang
• Pemakaian saluran komunikasi akan efektif, karena transmisi hanya dilakukan bila dimiliki sejumlah blok data.

Gambar 3.5 Transmisi Sinkron

3. Isokron
- Merupakan kombinasi transmisi asinkron dan sinkron
- Tiap karakter didahului dengan bit awal dan diakhir data ditutup dengan bit akhir

3.3. Metode Transmisi
1. Simplex
• Data disalurkan hanya ke satu arah
• Pemancar dan penerima tugasnya tetap
• Jarang untuk sistem komunikasi data

Gambar 3.6 Metode Transmisi Simplex
2. Half Duplex (HDX)
• Data dikirimkan kedua arah secara bergantian
• Terdapat "turn around time" (waktu untuk mengubah arah)

Gambar 3.7 Metode Transmisi Half Duplex (HDX)
3. Full Duplex (FDX)
• Data dikirimkan dan diterima secara bersamaan

Gambar 3.8 Metode Transmisi Full Duplex (FDX)

3.4. Karakteristik Transmisi
Terdapat dua macam arus :
1. DC (Direct Current)
• Jarang digunakan
• Untuk jarak dekat
• Kecepatan dibawah 300 bps

2. AC (Alternating Current)
• Sering digunakan
• Untuk jarak jauh
• Untuk Kecepatan tinggi

Kecepatan Transmisi

1. Satuannya
• Karakter per second (kps)
• Bit per second (bps)
• Baud per second (bps) - (2 bit = 1 baud)

2. Variasi
110, 300, 600, 1200, 2400, 4800, 9600 bps

3. Kecepatan dipengaruhi lebar frekuensi (bandwidth)

4. Berdasar bandwidth, kanal digolongkan menjadi :
a. Broadband Channel
• Untuk sinyal berfrekuensi tinggi
• Digunakan untuk gelombang mikro, kabel koaksial, dan serat optic
b. Voice Grade Channel
• Dial Up
• Private Line
• Menggunakan frekuensi 300 - 3000 Hz
c. Subvoice Channel
• Menggunakan kecepatan transmisi dibawah 600 bps
d. Telegraph Channel
• Menggunakan kecepatan transmisi 45 - 75 bps

Tabel Spectrum Electromagnetic
Frequency Band Name
3 - 10 kHz Extremely Low Frequency (ELF)
10 - 30 kHz Very Low Frequency (VLF)
30 - 300 kHz Low Frequency (LF)
300 - 3000 kHz Medium Frequency (MF)
3 - 30 MHz High Frequnecy (HF) (also called "short wave")
30 - 300 MHz Very High Frequency (VHF)
300 - 3000 MHz Ultra High Frequency (UHF) (also called "microwaves")
3 - 30 GHz Super High Frequency (SHF)


3.5. Gangguan terhadap Saluran Transmisi

Gangguan pada saluran transmisi dikenal dua golongan besar :
a. Random
Derau Panas (thermal noise)
Gangguan yang disebabkan oleh pergerakan acak elektron bebas dalam rangkaian.
Derau Impuls (impuls noise)
Gangguan yang disebabkan oleh tegangan listrik yang tingginya lebih dibandingkan tegangan rata – ratanya.

Bicara Silang (cross talk)
Gangguan yang disebabkan oleh masuknya signal dari kanal lain yang letaknya berdekatan

Gema (echo)
Gangguan yang disebabkan oleh signal yang dipantulkan kembali sebagai akibat dari perubahan impedansi dalam sebuah rangkaian listrik.

Perubahan Phasa (Phase changer)
Gangguan yang disebabkan oleh phase signal yang kadang-kadang berubah sebagai akibat dari impulse noise.

Derau Intermodulasi (intermodulation noise)
Gangguan yang disebabkan oleh dua signal dari saluran berbeda (intermodulation) membentuk signal baru yang menduduki frekuensi signal lain.

Phase Jitter
Gangguan yang disebabkan oleh jitter yang timbul oleh sistem pembawa yang dimultipleks dan menghasilkan perubahan frekuensi.

Fading
Gangguan yang disebabkan oleh signal yang disalurkan mencapai penerima melalui berbagai jalur akibat dari kondisi atmosfir.

b. Tak Random
Redaman
Gangguan yang disebabkan oleh tegangan suatu signal berkurang ketika melalui saluran transmisi sebagai akibat daya yang diserap oleh saluran transmisi yang tergantung frekuensi dam media transmisinya.

Tundaan
Gangguan yang disebabkan oleh signal dengan masing masing frekuensi yang tidak berjalan dengan dengan kecepatan yang sama hingga tiba dipenerima pada waktu yang berlainan.
PERBEDAAN TRANSMISI PARALEL DAN TRANSMISI SERI
Perbedaan antara transmisi serial dengan parallel adalah transmisi serial mentransmisikan 1 bit dalam 1 waktu sedangkan transmisi parallel mentransmisikan beberapa bit dalam 1 transmisi. Hal ini menyebabkan transmisi parallel lebih cepat dibanding transmisi serial.
Hal tersebut, yang dipercayai banyak orang tidak sepenuhnya benar. Komunikasi serial dapat lebih cepat dibanding komunikasi parallel. Yang dibutuhkan hanyalah frekuensi pengiriman data yang lebih tinggi.
Dalam komunikasi parallel, karena transmisi dilakukan pada waktu yang sama, maka dibutuhkan kabel lebih banyak. Sementara pada transmisi serial,  kabel yang digunakan tetap dua. Hal ini menyebabkan kabel untuk transmisi serial lebih kompak dibanding kabel untuk transmisi parallel.
Dengan semakin tingginya frekuensi, semakin tinggi juga gangguan elektromagnetik. Setiap kabel dapat diperlakukan sebagai antenna, menangkap noise yang ada di sekitarnya, dan mengganggu data yang sedang ditransmisikan. Dalam komunikasi parallel, karena banyaknya kabel yang digunakan, masalah gangguan elektromagnetik menjadi lebih serius. Di lain pihak, komunikasi serial yang hanya menggunakan dua kabel lebih mudah mengatasi masalah ini dengan melindungi kedua kabel yang digunakan.
Perbedaan lain, yang juga menguntungkan komunikasi serial adalah walaupun secara teoritis komunikasi parallel mengirimkan data pada saat yg bersamaan, data tersebut tidak diterima pada saat yang bersamaan. Hal ini mengganggu perangkat yang membutuhkan kinerja tinggi karena menunggu adalah membuang-buang waktu.
Kelemahan komunikasi parallel juga adalah masalah half-duplex. Kabel yang digunakan untuk mengirim dan menerima data adalah kabel yang sama. Bandingkan dengan serial yang full-duplex, dimana masing masing pengiriman dan penerimaan data menggunakan 2 kabel berbeda.
Jadi, dengan begitu banyak kekurangan transmisi parallel dibanding transmisi serial, Anda bisa memahami mengapa teknologi terbaru menggunakan serial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar