Tanggung
Jawab dan Kebebasan
Tanggungjawab berkaitan dengan “penyebab”.
Yang bertanggung jawab hanya yang menyebabkan atau yang melakukan tindakan.
Tidak ada tanggungjawab tanpa kebebasan dan sebaliknya. Bertanggung jawab
berarti dapat menjawab, bila ditanyai tentang perbuatan-perbuatan yang
dilakukan. Orang yang bertanggung jawab dapat diminta penjelasan tentang
tingkah lakunya dan bukan saja ia bisa menjawab tetapi juga harus menjawab.
Tanggung jawab berarti bahwa orang tidak boleh
mengelak bila diminta penjelasan tentang tingkah laku atau perbuatannya. Dalam
tanggung jawab terkandung pengertian penyebab. Orang bertanggung jawab atas
sesuatu yang disebabkan olehnya. Orang yang tidak menjadi penyebab suatu akibat
maka dia tidak harus bertanggung jawab juga. Tanggung jawab bisa berarti
langsung atau tidak langsung.
Tanggung
jawab pun bisa berarti prospektif ataupun retrospektif.
- Tanggung jawab prospektif,
bertanggung jawab atas perbuatan yang akan datang,
- Sedang tanggung jawab
retrospektif, adalah tanggung jawab atas perbuatan yang telah berlangsung
dengan segala konsekuensinya,
Manusia adalah mahluk sosial. Dalam
kesosialannya diandaikan kebebasan dan setiap kesosialan yang mengandaikan
kebebasan selalu lahir implikasi yang harus dipertanggungjawabkan Kebebasan
yang kita miliki tidak boleh diisi dengan sewenang-wenang, tetapi secara
bermakna. (Semakin bebas, semakin bertanggung jawab).
Tingkat-tingkat
Tanggung Jawab
Sebenarnya, untuk menentukan bertanggung
jawabkah seseorang kita harus melihat beberapa faktor orang tersebut. Ada
hukum-hukum yang sudah mulai jelas mengenai tanggung jawab. Walau kadang kala
hukum tersebut sering disalahgunakan. Namun untuk memastikan tingkat-tingkat
tanggung jawab itu bukanlah suatu hal yang mudah. Jadi, bertanggung jawab
haruslah sesuai dengan apa yang dilakukan seseorang, yang berkaitan dengan
tugasnya dan kewajiban terhadap apa yang dilakukannya..
Mari kita memandang beberapa contoh di mana
terlihat bahwa – tentang perbuatan yang kira-kira sama jenisnya – satu orang
bertanggung jawab dan orang lain tidak bertanggung jawab, sedangkan orang lain
lagi lebih atau kurang bertanggung jawab dibanding temannya. Semua contoh
menyangkut kasus pencurian. Dengan “mencuri” kita maksudkan: mengambil barang
milik onang lain tanpa izin. Yang terjadi dalam semua contoh ini adalah bahwa
orang mengambil tas milik orang lain berisikan satu juta rupiah tanpa izin
pemiliknya. Kita bisa membayangkan kasus-kasus berikut ini, lalu mempelajari
derajat tanggung jawabnya. Bagaimana tingkat tanggungjawab dari kasus dibawah
ini apakah yang bersangkutan bisa dikenakan sanksi pencurian :
- Ali mencuri tapi ia tidak tahu
bahwa ia mencuri.
Ali mengambil tas milik orang lain berisikan
uang 100 juta rupiah, karena ia berpikir tas itu adalah tas miliknya sendiri.
Maklumlah, warna dan bentuknya persis sama dengan tas yang menjadi miliknya.
- Budi mencuri, karena dia
seorang kleptoman.
Budi
juga mengambil tas berisikan uang milik orang lain tapi ia menerima kelainan
jiwa yang disebut "kleptomani", yaitu ia mengalami paksaan batin
untuk mencuri.
- Cipluk mencuri, karena dalam
hal ini ia sangka ia boleh mencuri.
Cipluk ini seorang janda yang mempunyai lima
anak yang masih kecil. Mereka sudah beberapa hari tidak dapat makan, karena
uangnya sudah habis sama seakali. Ia sudah menmpuh segala cara yang dapat
dipirkan untuk memperolah makanan yang dibutuhkan. Mengemispun ia sudah coba.
Tapi sampai sekarang ia gagal terus. Pada suatu ketika kebetulan ia mendapat
kesempatan emas untuk mencuri tas berisikan uang. Cipluk berpendapat bahwa
dalam hal ini ia boleh mencuri.
- Darso mencuri karena orang lain
memaksa dia dengan mengancam nyawanya.
Karena perawkannya pendek, Darso dipaksa oleh
majikannya untuk masuk kamar seseorang melalui lobang kisi-kisi di atas pintu,
guna mengambil tas berisikan uang yang terdapat disitu. Kalu ia menolak ia akan
disiksa dan barangkali dibunuh. darso tidak melihat jalan lain daripada menuruti
perintahnya.
- Eko mencuri karena dia tidak
bisa mengendalikan nafsunya.
Eko juga mencuri uang satu juta rupiah yang
oleh pemiliknya disimpan dalam sebuah tas. Disaat tidak ada orang yang melihat,
ia mengambil tas itu dan langsung kabur. si Eko sudah lama mencita-citakan akan
mempunyai televisi berwarna. Eko berasal dari keluarga pencuri profesional.
Ayahnya mencari nafkah dengan mencuri. Demikian juga kakak-kakaknya. Sedari
kecil kecil ia sudah diajak oleh saudaranya untuk ikut serta dalam kegiatan jahat
mereka. Mencuri bagi dia menjadi hal yang seba biasa, hati nuraninya juga tidak
menegur lagi. Ia hampir tidak bisa membayangkan cara hidup lain.
Tanggung
Jawab Kolektif
Disamping tanggung jawab personal, kita kenal
juga yang disebut dengan tanggung jawab kolektif atau tanggung jawab kelompok.
Tanggungjawab kolektif bukan tanggungjawab struktural (seperti tanggungjawab
kelompok mafia atau perusahaan) tetapi bahwa orang A, B, C, D, dan seterusnya,
secara pribadi tidak bertanggungjawab, tetapi semuanya bertanggungjawab sebagai
kelompok. Paham tentang tanggung jawab kolektif secara moral sulit untuk
dimengerti, karena sulit untuk mengakui suatu kesalahan yang tidak secara
langsung kita lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar