Kalender Hijriah


Kamis, 16 Mei 2013

PENURUNAN SIFAT (HEREDITAS)

 Masalah  penurunan  sifat  atau  hereditas  mendapat  perhatian  banyak  peneliti.
Peneliti yang paling popular adalah Gregor Johann Mendel yang lahir tahun 1822 di
Cekoslovakia.  Pada  tahun  1842,  Mendel  mulai  mengadakan  penelitian  dan
meletakkan  dasar-dasar  hereditas.  Ilmuwan  dan  biarawan  ini  menemukan  prinsip-prinsip dasar pewarisan melalui percobaan yang dikendalikan dengan cermat dalam
pembiakan silang.  Penelitian Mendel menghasilkan hukum Mendel I dan II.
Mendel  melakukan  persilangan  monohibrid  atau  persilangan  satu  sifat  beda,
dengan  tujuan  mengetahui  pola  pewarisan  sifat  dari  tetua  kepada  generasi
berikutnya.  Persilangan  ini  untuk  membuktikan  hukum  Mendel  I  yang  menyatakan
bahwa pasangan alel pada proses pembentukkan sel gamet dapat memisah secara
bebas. Hukum Mendel I disebut juga dengan hukum segregasi.
Mendel melanjutkan  persilangan dengan menyilangkan tanaman  dengan  dua
sifat  beda,  misalnya  warna  bunga  dan  ukuran  tanaman.  Persilangan  dihibrid  juga
merupakan  bukti  berlakunya  hukum  Mendel  II  berupa  pengelompokkan  gen  secara
bebas saat pembentukkan gamet. Persilangan dengan dua sifat beda yang lain juga
memiliki  perbandingan  fenotip  F2  sama,  yaitu  9  :  3  :  3  :  1.  Berdasarkan  penjelasan
pada  persilangan  monohibrid  dan  dihibrid  tampak  adanya  hubungan  antara  jumlah
sifat beda, macam gamet, genotip, dan fenotip beserta perbandingannya.
Persilangan  monohibrid  yang  menghasilkan  keturunan  dengan  perbandingan
F2, yaitu 1 : 2 : 1 merupakan bukti berlakunya hukum Mendel I yang dikenal dengan
nama   Hukum  Pemisahan  Gen  yang  Sealel  (The  Law  of  Segregation  of  Allelic
Genes).  Sedangkan  persilangan  dihibrid  yang  menghasilkan  keturunan  dengan
perbandingan  F2,  yaitu  9  :  3  :  3  :  1  merupakan  bukti  berlakunya  Hukum  Mendel  II
yang  disebut  Hukum  Pengelompokkan  Gen  secara  Bebas  (The  Law  Independent
Assortment of Genes). Dengan mengikuti secara saksama hasil percobaan  Mendel,
baik  pada  persilangan  monohibrid  maupun  dihibrid  maka  secara  sederhana  dapat
kita  simpulkan  bahwa  gen  itu  diwariskan  dari  induk  atau  orang  tua  kepada
keturunannya melalui gamet.
Persilangan  monohibrida  adalah  persilangan  sederhana  yang  hanya
memperhatikan  satu  sifat  atau  tanda  beda.  Sedangkan  persilangan  dihibrida
merupakan  perkawinan  dua  individu  dengan  dua  tanda  beda.  Persilangan  ini  dapat
membuktikan  kebenaran  Hukum  Mendel  II  yaitu  bahwa  gen-gen  yang  terletak  pada
kromosom  yang  berlainan  akan  bersegregasi  secara  bebas  dan  dihasilkan  empat
macam  fenotip  dengan  perbandingan  9  :  3  :  3  :  1.  kenyataannya,  seringkali  terjadi
penyimpangan  atau  hasil  yang  jauh  dari  harapan  yang  mungkin  disebabkan  oleh
beberapa hal seperti adanya interaksi gen, adanya gen yang bersifat homozigot letal
dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar