( Pelajari Buku Paket Kimia 1A halaman 58 sampai 87! )
1). Pengelompokan
atas dasar Logam dan Non Logam
v Dikemukakan oleh Lavoisier
v Pengelompokan ini masih sangat
sederhana, sebab antara unsur-unsur logam sendiri masih terdapat banyak
perbedaan.
2). Hukum Triade
Dobereiner
Ø
Dikemukakan oleh Johan Wolfgang Dobereiner (Jerman).
Ø
Unsur-unsur dikelompokkan ke dalam kelompok tiga unsur yang disebut Triade.
Ø
Dasarnya : kemiripan
sifat fisika dan kimia dari unsur-unsur tersebut.
Jenis Triade :
- Triade Litium (Li), Natrium (Na) dan Kalium (K)
Unsur
|
Massa Atom
|
Wujud
|
Li
|
6,94
|
Padat
|
Na
|
22,99
|
Padat
|
K
|
39,10
|
Padat
|
Massa Atom Na (Ar Na) =6,94 + 39,10 / 2 = 23,02
- Triade Kalsium ( Ca ), Stronsium ( Sr ) dan Barium ( Ba )
- Triade Klor ( Cl ), Brom ( Br ) dan Iod ( I )
3). Hukum Oktaf Newlands
v
Dikemukakan oleh John Newlands (Inggris).
v
Unsur-unsur dikelompokkan berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya
(Ar).
v
Unsur ke-8 memiliki sifat kimia mirip dengan unsur pertama; unsur ke-9
memiliki sifat yang mirip dengan unsur ke-2 dst.
v Sifat-sifat unsur yang ditemukan berkala atau periodik
setelah 8 unsur disebut Hukum Oktaf.
H
|
Li
|
Be
|
B
|
C
|
N
|
O
|
F
|
Na
|
Mg
|
Al
|
Si
|
P
|
S
|
Cl
|
K
|
Ca
|
Cr
|
Ti
|
Mn
|
Fe
|
Berdasarkan
Daftar Oktaf Newlands di atas; unsur H, F dan Cl mempunyai kemiripan sifat.
4). Sistem Periodik Mendeleev
(Sistem Periodik Pendek)
ü
Dua ahli kimia, Lothar Meyer (Jerman) dan Dmitri Ivanovich Mendeleev
(Rusia) berdasarkan pada prinsip dari Newlands, melakukan penggolongan unsur.
ü
Lothar Meyer lebih mengutamakan sifat-sifat kimia unsur
sedangkan Mendeleev lebih mengutamakan kenaikan massa atom.
ü
Menurut Mendeleev : sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari
massa atom relatifnya. Artinya : jika unsur-unsur disusun menurut
kenaikan massa atom relatifnya, maka sifat tertentu akan berulang secara
periodik.
ü
Unsur-unsur yang memiliki sifat-sifat serupa ditempatkan pada satu lajur
tegak, disebut Golongan.
ü
Sedangkan lajur horizontal, untuk unsur-unsur berdasarkan pada kenaikan
massa atom relatifnya dan disebut Periode.
5). Sistem Periodik Modern (Sistem
Periodik Panjang)
·
Dikemukakan oleh Henry G Moseley, yang berpendapat bahwa sifat-sifat unsur
merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya.
·
Artinya : sifat dasar suatu unsur ditentukan oleh nomor atomnya bukan
oleh massa atom relatifnya (Ar).
B.
PERIODE DAN GOLONGAN DALAM SPU MODERN
1). Periode
- Adalah lajur-lajur horizontal pada tabel periodik.
- SPU Modern terdiri atas 7 periode. Tiap-tiap periode menyatakan jumlah / banyaknya kulit atom unsur-unsur yang menempati periode-periode tersebut.
|
- Jumlah unsur pada setiap periode :
Periode
|
Jumlah Unsur
|
Nomor Atom ( Z )
|
1
|
2
|
1 – 2
|
2
|
8
|
3 – 10
|
3
|
8
|
11 – 18
|
4
|
18
|
19 – 36
|
5
|
18
|
37 – 54
|
6
|
32
|
55 – 86
|
7
|
32
|
87 – 118
|
Catatan :
a)
Periode 1, 2 dan 3 disebut periode pendek karena berisi relatif
sedikit unsur
b)
Periode 4 dan seterusnya disebut periode panjang
c)
Periode 7 disebut periode belum lengkap karena belum sampai ke
golongan VIII A.
d)
Untuk mengetahui nomor periode suatu unsur berdasarkan nomor atomnya, Anda
hanya perlu mengetahui nomor atom unsur yang memulai setiap periode
- Unsur-unsur yang memiliki 1 kulit (kulit K saja) terletak pada periode 1 (baris 1), unsur-unsur yang memiliki 2 kulit (kulit K dan L) terletak pada periode ke-2 dst.
Contoh :
9F = 2 , 7 periode ke-2
12Mg = 2 , 8 , 2 periode ke-3
31Ga = 2 , 8 , 18 , 3 periode
ke-4
2). Golongan
ü
Sistem periodik terdiri atas 18 kolom vertikal yang disebut golongan
ü
Ada 2 cara penamaan golongan :
a)
Sistem 8 golongan
Menurut cara ini, sistem periodik dibagi menjadi 8
golongan yaitu golongan utama
(golongan A) dan 8 golongan transisi
(golongan B).
b)
Sistem 18 golongan
Menurut cara ini, sistem periodik dibagi menjadi 18
golongan yaitu golongan 1 sampai 18, dimulai dari kolom paling kiri.
ü
Unsur-unsur yang mempunyai elektron valensi sama ditempatkan pada golongan
yang sama.
ü
Untuk unsur-unsur golongan A
sesuai dengan letaknya dalam sistem periodik :
|
ü
Unsur-unsur golongan A mempunyai nama lain yaitu :
a.
Golongan IA = golongan Alkali
b.
Golongan IIA = golongan Alkali
Tanah
c.
Golongan IIIA = golongan Boron
d.
Golongan IVA = golongan Karbon
e.
Golongan VA = golongan Nitrogen
f.
Golongan VIA = golongan Oksigen
g.
Golongan VIIA = golongan Halida /
Halogen
h.
Golongan VIIIA = golongan Gas Mulia
C.
SIFAT-SIFAT PERIODIK UNSUR
Meliputi :
1). Jari-Jari Atom
Ø
Adalah jarak dari inti atom sampai ke elektron di kulit terluar.
Ø
Besarnya jari-jari atom dipengaruhi oleh besarnya nomor atom unsur tersebut.
Ø
Semakin besar nomor atom unsur-unsur segolongan, semakin banyak pula jumlah
kulit elektronnya, sehingga semakin besar pula jari-jari atomnya.
Jadi : dalam satu golongan (dari atas ke bawah), jari-jari
atomnya semakin besar.
Ø
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), nomor atomnya bertambah yang berarti
semakin bertambahnya muatan inti, sedangkan jumlah kulit elektronnya tetap.
Akibatnya tarikan inti terhadap elektron terluar makin besar pula, sehingga
menyebabkan semakin kecilnya jari-jari atom.
Jadi : dalam satu periode (dari kiri ke kanan), jari-jari
atomnya semakin kecil.
2). Jari-Jari Ion
v Ion mempunyai jari-jari yang
berbeda secara nyata (signifikan) jika dibandingkan dengan jari-jari atom
netralnya.
v Ion bermuatan positif (kation)
mempunyai jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion bermuatan negatif (anion)
mempunyai jari-jari yang lebih besar jika dibandingkan dengan jari-jari atom
netralnya.
3). Energi Ionisasi ( satuannya = kJ.mol-1 )
ü
Adalah energi minimum yang diperlukan atom netral dalam wujud gas untuk
melepaskan satu elektron sehingga membentuk ion bermuatan +1 (kation).
ü
Jika atom tersebut melepaskan elektronnya yang ke-2 maka akan diperlukan
energi yang lebih besar (disebut energi ionisasi kedua), dst.
EI 1 < EI 2
< EI 3 dst
ü
Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), EI semakin kecil karena jari-jari atom
bertambah sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin kecil.
Akibatnya elektron terluar semakin mudah untuk dilepaskan.
ü
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), EI semakin besar karena jari-jari atom
semakin kecil sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin
besar/kuat. Akibatnya elektron terluar semakin sulit untuk dilepaskan.
4). Afinitas
Elektron ( satuannya = kJ.mol-1 )
o
Adalah energi yang dilepaskan atau diserap oleh atom netral dalam wujud gas
apabila menerima sebuah elektron untuk membentuk ion negatif (anion).
Beberapa hal yang harus diperhatikan :
a)
Penyerapan elektron ada yang disertai pelepasan energi maupun penyerapan
energi.
b)
Jika penyerapan elektron disertai pelepasan energi, maka harga
afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda negatif.
c)
Jika penyerapan elektron disertai penyerapan energi, maka harga
afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda positif.
d)
Unsur yang mempunyai harga afinitas elektron bertanda negatif,
mempunyai daya tarik elektron yang lebih
besar daripada unsur yang mempunyai harga afinitas elektron bertanda
positif. Atau semakin negatif harga afinitas elektron suatu unsur, semakin
besar kecenderungan unsur tersebut untuk menarik elektron membentuk ion
negatif (anion).
o
Semakin negatif harga afinitas elektron, semakin mudah
atom tersebut menerima/menarik elektron dan semakin reaktif pula unsurnya.
o
Afinitas elektron bukanlah kebalikan dari energi ionisasi.
o
Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga afinitas elektronnya semakin kecil.
o
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga afinitas elektronnya semakin besar.
o
Unsur golongan utama memiliki afinitas elektron bertanda negatif, kecuali
golongan IIA dan VIIIA.
o
Afinitas elektron terbesar dimiliki golongan VIIA ( halogen ).
5). Keelektronegatifan
·
Adalah kemampuan suatu unsur untuk menarik elektron dalam molekul suatu
senyawa (dalam ikatannya).
·
Diukur dengan menggunakan skala
Pauling yang besarnya antara 0,7
(keelektronegatifan Cs) sampai 4 (keelektronegatifan
F).
·
Unsur yang mempunyai harga
keelektronegatifan besar, cenderung menerima elektron dan akan membentuk
ion negatif (anion).
·
Unsur yang mempunyai harga
keelektronegatifan kecil, cenderung melepaskan elektron dan akan membentuk
ion positif (kation).
·
Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga keelektronegatifan semakin kecil.
·
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga keelektronegatifan semakin besar.
6). Sifat Logam dan Non Logam
o
Sifat logam dikaitkan dengan keelektropositifan,
yaitu kecenderungan atom untuk melepaskan elektron membentuk kation.
o
Sifat logam bergantung pada besarnya
energi ionisasi ( EI ).
o
Makin besar harga EI, makin sulit bagi atom untuk
melepaskan elektron dan makin berkurang sifat logamnya.
o
Sifat non logam dikaitkan dengan keelektronegatifan,
yaitu kecenderungan atom untuk menarik elektron.
o
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), sifat
logam berkurang sedangkan sifat non logam bertambah.
o
Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), sifat
logam bertambah sedangkan sifat non logam berkurang.
o
Unsur logam terletak pada bagian kiri-bawah dalam
sistem periodik unsur, sedangkan unsur non logam terletak pada bagian
kanan-atas.
o
Unsur yang paling bersifat non logam
adalah unsur-unsur yang terletak pada golongan VIIA, bukan
golongan VIIIA.
o
Unsur-unsur yang terletak pada daerah peralihan
antara unsur logam dengan non logam disebut unsur Metaloid ( = unsur yang mempunyai sifat logam dan
sekaligus non logam ). Misalnya : boron dan silikon.
7). Kereaktifan
§ Kereaktifan bergantung
pada kecenderungan unsur untuk melepas atau menarik elektron.
§ Unsur logam yang paling
reaktif adalah golongan IA (logam alkali).
§ Unsur non logam yang paling
reaktif adalah golongan VIIA (halogen).
§ Dalam satu periode (dari
kiri ke kanan), mula-mula kereaktifan menurun, kemudian semakin bertambah
hingga golongan VIIA.
§ Golongan VIIIA merupakan unsur yang
paling tidak reaktif.
( Pelajari Buku Paket Kimia 1A halaman 58 sampai 87! )
1). Pengelompokan
atas dasar Logam dan Non Logam
v Dikemukakan oleh Lavoisier
v Pengelompokan ini masih sangat
sederhana, sebab antara unsur-unsur logam sendiri masih terdapat banyak
perbedaan.
2). Hukum Triade
Dobereiner
Ø
Dikemukakan oleh Johan Wolfgang Dobereiner (Jerman).
Ø
Unsur-unsur dikelompokkan ke dalam kelompok tiga unsur yang disebut Triade.
Ø
Dasarnya : kemiripan
sifat fisika dan kimia dari unsur-unsur tersebut.
Jenis Triade :
- Triade Litium (Li), Natrium (Na) dan Kalium (K)
Unsur
|
Massa Atom
|
Wujud
|
Li
|
6,94
|
Padat
|
Na
|
22,99
|
Padat
|
K
|
39,10
|
Padat
|
Massa Atom Na (Ar Na) =6,94 + 39,10 / 2 = 23,02
- Triade Kalsium ( Ca ), Stronsium ( Sr ) dan Barium ( Ba )
- Triade Klor ( Cl ), Brom ( Br ) dan Iod ( I )
3). Hukum Oktaf Newlands
v
Dikemukakan oleh John Newlands (Inggris).
v
Unsur-unsur dikelompokkan berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya
(Ar).
v
Unsur ke-8 memiliki sifat kimia mirip dengan unsur pertama; unsur ke-9
memiliki sifat yang mirip dengan unsur ke-2 dst.
v Sifat-sifat unsur yang ditemukan berkala atau periodik
setelah 8 unsur disebut Hukum Oktaf.
H
|
Li
|
Be
|
B
|
C
|
N
|
O
|
F
|
Na
|
Mg
|
Al
|
Si
|
P
|
S
|
Cl
|
K
|
Ca
|
Cr
|
Ti
|
Mn
|
Fe
|
Berdasarkan
Daftar Oktaf Newlands di atas; unsur H, F dan Cl mempunyai kemiripan sifat.
4). Sistem Periodik Mendeleev
(Sistem Periodik Pendek)
ü
Dua ahli kimia, Lothar Meyer (Jerman) dan Dmitri Ivanovich Mendeleev
(Rusia) berdasarkan pada prinsip dari Newlands, melakukan penggolongan unsur.
ü
Lothar Meyer lebih mengutamakan sifat-sifat kimia unsur
sedangkan Mendeleev lebih mengutamakan kenaikan massa atom.
ü
Menurut Mendeleev : sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari
massa atom relatifnya. Artinya : jika unsur-unsur disusun menurut
kenaikan massa atom relatifnya, maka sifat tertentu akan berulang secara
periodik.
ü
Unsur-unsur yang memiliki sifat-sifat serupa ditempatkan pada satu lajur
tegak, disebut Golongan.
ü
Sedangkan lajur horizontal, untuk unsur-unsur berdasarkan pada kenaikan
massa atom relatifnya dan disebut Periode.
5). Sistem Periodik Modern (Sistem
Periodik Panjang)
·
Dikemukakan oleh Henry G Moseley, yang berpendapat bahwa sifat-sifat unsur
merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya.
·
Artinya : sifat dasar suatu unsur ditentukan oleh nomor atomnya bukan
oleh massa atom relatifnya (Ar).
B.
PERIODE DAN GOLONGAN DALAM SPU MODERN
1). Periode
- Adalah lajur-lajur horizontal pada tabel periodik.
- SPU Modern terdiri atas 7 periode. Tiap-tiap periode menyatakan jumlah / banyaknya kulit atom unsur-unsur yang menempati periode-periode tersebut.
|
- Jumlah unsur pada setiap periode :
Periode
|
Jumlah Unsur
|
Nomor Atom ( Z )
|
1
|
2
|
1 – 2
|
2
|
8
|
3 – 10
|
3
|
8
|
11 – 18
|
4
|
18
|
19 – 36
|
5
|
18
|
37 – 54
|
6
|
32
|
55 – 86
|
7
|
32
|
87 – 118
|
Catatan :
a)
Periode 1, 2 dan 3 disebut periode pendek karena berisi relatif
sedikit unsur
b)
Periode 4 dan seterusnya disebut periode panjang
c)
Periode 7 disebut periode belum lengkap karena belum sampai ke
golongan VIII A.
d)
Untuk mengetahui nomor periode suatu unsur berdasarkan nomor atomnya, Anda
hanya perlu mengetahui nomor atom unsur yang memulai setiap periode
- Unsur-unsur yang memiliki 1 kulit (kulit K saja) terletak pada periode 1 (baris 1), unsur-unsur yang memiliki 2 kulit (kulit K dan L) terletak pada periode ke-2 dst.
Contoh :
9F = 2 , 7 periode ke-2
12Mg = 2 , 8 , 2 periode ke-3
31Ga = 2 , 8 , 18 , 3 periode
ke-4
2). Golongan
ü
Sistem periodik terdiri atas 18 kolom vertikal yang disebut golongan
ü
Ada 2 cara penamaan golongan :
a)
Sistem 8 golongan
Menurut cara ini, sistem periodik dibagi menjadi 8
golongan yaitu golongan utama
(golongan A) dan 8 golongan transisi
(golongan B).
b)
Sistem 18 golongan
Menurut cara ini, sistem periodik dibagi menjadi 18
golongan yaitu golongan 1 sampai 18, dimulai dari kolom paling kiri.
ü
Unsur-unsur yang mempunyai elektron valensi sama ditempatkan pada golongan
yang sama.
ü
Untuk unsur-unsur golongan A
sesuai dengan letaknya dalam sistem periodik :
|
ü
Unsur-unsur golongan A mempunyai nama lain yaitu :
a.
Golongan IA = golongan Alkali
b.
Golongan IIA = golongan Alkali
Tanah
c.
Golongan IIIA = golongan Boron
d.
Golongan IVA = golongan Karbon
e.
Golongan VA = golongan Nitrogen
f.
Golongan VIA = golongan Oksigen
g.
Golongan VIIA = golongan Halida /
Halogen
h.
Golongan VIIIA = golongan Gas Mulia
C.
SIFAT-SIFAT PERIODIK UNSUR
Meliputi :
1). Jari-Jari Atom
Ø
Adalah jarak dari inti atom sampai ke elektron di kulit terluar.
Ø
Besarnya jari-jari atom dipengaruhi oleh besarnya nomor atom unsur tersebut.
Ø
Semakin besar nomor atom unsur-unsur segolongan, semakin banyak pula jumlah
kulit elektronnya, sehingga semakin besar pula jari-jari atomnya.
Jadi : dalam satu golongan (dari atas ke bawah), jari-jari
atomnya semakin besar.
Ø
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), nomor atomnya bertambah yang berarti
semakin bertambahnya muatan inti, sedangkan jumlah kulit elektronnya tetap.
Akibatnya tarikan inti terhadap elektron terluar makin besar pula, sehingga
menyebabkan semakin kecilnya jari-jari atom.
Jadi : dalam satu periode (dari kiri ke kanan), jari-jari
atomnya semakin kecil.
2). Jari-Jari Ion
v Ion mempunyai jari-jari yang
berbeda secara nyata (signifikan) jika dibandingkan dengan jari-jari atom
netralnya.
v Ion bermuatan positif (kation)
mempunyai jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion bermuatan negatif (anion)
mempunyai jari-jari yang lebih besar jika dibandingkan dengan jari-jari atom
netralnya.
3). Energi Ionisasi ( satuannya = kJ.mol-1 )
ü
Adalah energi minimum yang diperlukan atom netral dalam wujud gas untuk
melepaskan satu elektron sehingga membentuk ion bermuatan +1 (kation).
ü
Jika atom tersebut melepaskan elektronnya yang ke-2 maka akan diperlukan
energi yang lebih besar (disebut energi ionisasi kedua), dst.
EI 1 < EI 2
< EI 3 dst
ü
Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), EI semakin kecil karena jari-jari atom
bertambah sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin kecil.
Akibatnya elektron terluar semakin mudah untuk dilepaskan.
ü
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), EI semakin besar karena jari-jari atom
semakin kecil sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin
besar/kuat. Akibatnya elektron terluar semakin sulit untuk dilepaskan.
4). Afinitas
Elektron ( satuannya = kJ.mol-1 )
o
Adalah energi yang dilepaskan atau diserap oleh atom netral dalam wujud gas
apabila menerima sebuah elektron untuk membentuk ion negatif (anion).
Beberapa hal yang harus diperhatikan :
a)
Penyerapan elektron ada yang disertai pelepasan energi maupun penyerapan
energi.
b)
Jika penyerapan elektron disertai pelepasan energi, maka harga
afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda negatif.
c)
Jika penyerapan elektron disertai penyerapan energi, maka harga
afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda positif.
d)
Unsur yang mempunyai harga afinitas elektron bertanda negatif,
mempunyai daya tarik elektron yang lebih
besar daripada unsur yang mempunyai harga afinitas elektron bertanda
positif. Atau semakin negatif harga afinitas elektron suatu unsur, semakin
besar kecenderungan unsur tersebut untuk menarik elektron membentuk ion
negatif (anion).
o
Semakin negatif harga afinitas elektron, semakin mudah
atom tersebut menerima/menarik elektron dan semakin reaktif pula unsurnya.
o
Afinitas elektron bukanlah kebalikan dari energi ionisasi.
o
Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga afinitas elektronnya semakin kecil.
o
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga afinitas elektronnya semakin besar.
o
Unsur golongan utama memiliki afinitas elektron bertanda negatif, kecuali
golongan IIA dan VIIIA.
o
Afinitas elektron terbesar dimiliki golongan VIIA ( halogen ).
5). Keelektronegatifan
·
Adalah kemampuan suatu unsur untuk menarik elektron dalam molekul suatu
senyawa (dalam ikatannya).
·
Diukur dengan menggunakan skala
Pauling yang besarnya antara 0,7
(keelektronegatifan Cs) sampai 4 (keelektronegatifan
F).
·
Unsur yang mempunyai harga
keelektronegatifan besar, cenderung menerima elektron dan akan membentuk
ion negatif (anion).
·
Unsur yang mempunyai harga
keelektronegatifan kecil, cenderung melepaskan elektron dan akan membentuk
ion positif (kation).
·
Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga keelektronegatifan semakin kecil.
·
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga keelektronegatifan semakin besar.
6). Sifat Logam dan Non Logam
o
Sifat logam dikaitkan dengan keelektropositifan,
yaitu kecenderungan atom untuk melepaskan elektron membentuk kation.
o
Sifat logam bergantung pada besarnya
energi ionisasi ( EI ).
o
Makin besar harga EI, makin sulit bagi atom untuk
melepaskan elektron dan makin berkurang sifat logamnya.
o
Sifat non logam dikaitkan dengan keelektronegatifan,
yaitu kecenderungan atom untuk menarik elektron.
o
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), sifat
logam berkurang sedangkan sifat non logam bertambah.
o
Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), sifat
logam bertambah sedangkan sifat non logam berkurang.
o
Unsur logam terletak pada bagian kiri-bawah dalam
sistem periodik unsur, sedangkan unsur non logam terletak pada bagian
kanan-atas.
o
Unsur yang paling bersifat non logam
adalah unsur-unsur yang terletak pada golongan VIIA, bukan
golongan VIIIA.
o
Unsur-unsur yang terletak pada daerah peralihan
antara unsur logam dengan non logam disebut unsur Metaloid ( = unsur yang mempunyai sifat logam dan
sekaligus non logam ). Misalnya : boron dan silikon.
7). Kereaktifan
§ Kereaktifan bergantung
pada kecenderungan unsur untuk melepas atau menarik elektron.
§ Unsur logam yang paling
reaktif adalah golongan IA (logam alkali).
§ Unsur non logam yang paling
reaktif adalah golongan VIIA (halogen).
§ Dalam satu periode (dari
kiri ke kanan), mula-mula kereaktifan menurun, kemudian semakin bertambah
hingga golongan VIIA.
§ Golongan VIIIA merupakan unsur yang
paling tidak reaktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar