Kalender Hijriah


Senin, 08 April 2013

PERNIKAHAN DALAM ISLAM

I. PENGERTIANNYA.
 A. MENURUT BAHASA:                                    زواج = نكاح       = Kawin = Ikatan 
             
 B. MENURUT SYARA’ ( Hukum Islam )
      Ialah aqad (Ijab Qabul) antara wali dengan mem-
      pelai laki dengan ucapan tertentu dan memenuhi
      syarat dan rukunnya.

 C. DALAM PENGERTIAN LUAS
      Pernikahan ialah suatu ikatan lahir batin antara se
      orang laki2 dengan seorang perempuan untuk hi-
      dup berketurunan  yang   dilangsungkan menurut   
      ketentuan syariat Islam.

 D. DALAM  U U  PERKAWINAN NASIONAL
      FASAL 1 BAB 1 NOMOR 1 TH 1974.
      Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang
      pria dengan seorang wanita  sebagai  suami  istri 
      dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tang-
      ga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhan-
      an yang Maha Esa.
II. DASAR DAN HUKUM
     Pada dasarnya pernikahan merupakan suatu hal
     Yang diperintahkan dan dianjurkan oleh  syara’.
  
     Al-Qur’an surat Arrum ayat 21.
.  Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
 
Surat Annisa’ ayat 3 
, Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil[265], Maka (kawinilah) seorang saja[266], atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.

[265]  berlaku adil ialah perlakuan yang adil dalam meladeni isteri seperti pakaian, tempat, giliran dan lain-lain yang bersifat lahiriyah.
[266]  Islam memperbolehkan poligami dengan syarat-syarat tertentu. sebelum turun ayat Ini poligami sudah ada, dan pernah pula dijalankan oleh para nabi sebelum nabi Muhammad s.a.w. ayat Ini membatasi poligami sampai empat orang saja.
 
                         RUKUN  NIKAH

                        1. Aqad  ( ijab qabul )
                           2. W a l i
                           3. S a k s i  
                           4. Mempelay       

* Syarat-syarat Ijab: 
           1. Dengan kata-kata tertentu dan tegas yaitu diambil
               dari kata “inkah atau tazwij“ atau terjemahannya.
           2. Diucapkan oleh wali atau wakilnya.
           3. Tidak dibatasi oleh waktu tertentu. Misal 1 th,1bln
               dsb.
           4.Tidak dengan kata2 sindiran termasuk tulisan yang
               tidak diucapkan.
           5. Tidak digantungkan dengan sesuatu hal.
           6. Ijab harus didengar oleh pihak2 yang bersangkut-
               an baik berakad maupun saksi2.
        * Syarat-syarat Qabul: 
           1. Dengan kata2 tertentu dan tegas.
           2. Diucapkan oleh memplay laki atau wakilnya.
           3. Tidak dibatasi olehy waktu tertentu.
           4. Tidak dengan kata2 sindiran atau tulisan yang
               tidak diucapkan.
           5. Tidak digantungkan oleh sesuatu hal.
           6. Berurutan dengan ijab.
           7. Diucapkan dalam suatu majlis dengan ijab.
           8. Sesuai dengan ijab.
           9. Harus didengar oleh pihak2 yang bersangkutan.

  * Syarat-syarat wali / saksi:
       1. Islam
       2. Balig
       3. Berakal
       4. Laki2
       5. Adil    
    * Macam2 wali:
       1. Wali Nasab: wali nikah karena pertalian nasab
                    dengan mempelai perempuan.
       2. Wali Mu’tiq: karena memerdekakan.
       3. Wali Hakim: dilakukan oleh penguasa.
       4. Wali Muhakkam: laki2 yang diangkat oleh ke-
                    dua mempelai karena tidak ada wali nasab,
            mu’tiq, hakim.
     * Urutan Wali Nasab: 
        1. A y a h
        2. Kakek ( ayahnya ayah )
        3. Ayah kakek ( dan seterusnya )
        4. Sdr laki2 sekandung
        5. Sdr laki2 seayah
        6. Anak laki2 sdr laki2 sekandung
        7. Anak laki2 sdr laki2 seayah
        8. Paman (sdr ayah sekandung)
        9. Paman ( sdr ayah seayah)
      10. Anak laki paman sekandung
      11. Anak laki paman seayah
       12. Sdr kakek (sdr bapaknya ayah sekandung)
       13. Sdr kakek (sdr bapaknya ayah seayah)
       14. Anak laki2 sdr kakek sekandung
       15. Anak laki2 sdr kakek seayah .
     * Syarat2 mempelay
         1. Mempelay laki:
              #  Islam
              #  Jelas laki2
              #  Tertentu orangnya
              #  Tdk sedang ihram haji / umrah
              #  Tdk mempunyai istri 4 termasuk istri yang
                  Sedang menjalani iddah talak raj’i
              #  Tdk punya istri yang haram dimadu dgn
                   Mempelai perempuan termasuk istri yang
                   Masih menjalani iddah talak raj’i
               #  tdk dipaksa
               #  Bukan mahram memplay perempuan
          2. Mempelay Perempuan:
               *  Islam (ahlul kitab)
               *  Jelas perempuan
               *  Tertentu orangnya
               *  Tdk sedang ihram haji / umrah
               *  Tdk bersuami
               *  Tdk dipaksa
               *  Bukan muhrim memplay laki2  

 * MAHAR ( MASKAWIN ) 
     
                  Mahar atau maskawin adalah suatu yang
        diserahkan oleh calon suami kepada calon istri
        dalam rangka  akad  pernikahan  antara  kedua
        nya sebagai lambing kecintaan calon suami ter-
        hadap calon istri serta keredlaan calon istri men-
        jadi istrinya.
        Al-Qur’an Surat Annisa’ ayat 4
.  Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan[267]. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, Maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.

[267]  pemberian itu ialah maskawin yang besar kecilnya ditetapkan atas persetujuan kedua pihak, Karena pemberian itu harus dilakukan dengan ikhlas.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar