Kalender Hijriah


Selasa, 09 April 2013

DOSA YANG LEBIH BESAR DARI BERZINAH

Pada suatu senja yang lenggang, terlihat seorang
wanita berjalan terhuyung-huyung. Pakaianya yang
serba hitam menandakan bahwa ia berada dalam duka
cita yang mencekam. Kerudungnya menagkup rapat
hampir seluruh wajahnya. Tanpa hias muka atau
perhiasan menempel di tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping dan roman mukanya yang ayu,
tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang tengah
meruyak hidupnya.

Ia melangkah terseret-seret mendekati kediaman
rumah Nabi Musa a.s. Diketuknya pintu pelan-pelan
sambil mengucapkan salam. Maka terdengarlah
ucapan dari dalam "Silakan masuk".

Perempuan cantik
itu lalu berjalan masuk, sambil kepalanya terus
merunduk. Air matanya berderai tatkala ia berkata, "Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya. Doakan saya agar
Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya." "Apakah
dosamu wahai wanita ayu?" tanya Nabi Musa a.s.
terkejut. "Saya takut mengatakannya."jawab wanita
cantik. "Katakanlah jangan ragu-ragu!" desak Nabi
Musa. Maka perempuan itu pun terpatah bercerita,
"Saya...
telah berzina. "Kepala Nabi Musa terangkat, hatinya
tersentak. Perempuan itu meneruskan, "Dari perzinaan
itu saya pun... lantas hamil. Setelah anak itu lahir,
langsung saya... cekik lehernya sampai... tewas," ucap
wanita itu seraya menangis sejadi-jadinya. Nabi Musa berapi-api matanya. Dengan muka berang ia
mengherdik, "Perempuan bejad, enyah kamu dari sini!
Agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku karena
perbuatanmu. Pergi!"... teriak Nabi Musa sambil
memalingkan mata karena jijik.

Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca
membentur batu, hancur luluh segera bangkit dan
melangkah surut. Dia terantuk-antuk keluar dari dalam
rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia
tak tahu harus kemana lagi hendak mengadu. Bahkan
ia tak tahu mau dibawa kemana lagi kaki-kakinya. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula
manusia lain bakal menerimanya?

Terbayang olehnya
betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya. Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril
turun mendatangi Nabi Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu
bertanya,
"Mengapa engkau menolak seorang wanita
yang hendak bertaubat dari dosanya? Tidakkah engkau
tahu dosa yang lebih besar daripadanya?" Nabi Musa
terperanjat. "Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?" Maka Nabi
Musa dengan penuh rasa ingin tahu bertanya kepada
Jibril. "Betulkah ada dosa yang lebih besar daripada
perempuan yang nista itu?" "Ada!" jawab Jibril dengan
tegas. "Dosa apakah itu?" tanya Musa kian penasaran.

"Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari
pada seribu kali berzina." Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian
memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali
kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusuk
untuk memohonkan ampunan kepada Allah untuk
perempuan tersebut. Nabi Musa menyadari, orang yang
meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat
bahwa sembahyang itu tidak wajib dan tidak perlu atas
dirinya. Berarti ia seakan-akan menganggap remeh
perintah Tuhan, bahkan seolah-olah menganggap Tuhan
tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah
hamba-Nya. Sedang orang yang bertobat dan menyesali dosanya
dengan sungguh-sungguh berarti masih mempunyai
iman di dadanya dan yakin bahwa Allah itu berada di
jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti
mau menerima kedatangannya. (Dikutip dari buku 30
kisah teladan - KH Abdurrahman Arroisy)

Dalam hadits Nabi SAW disebutkan: Orang yang
meninggalkan shalat lebih besar dosanya dibanding
dengan orang yang membakar 70 buah Al-Qur'an,
membunuh 70 nabi dan bersetubuh dengan ibunya di
dalam Ka'bah. Dalam hadits yang lain disebutkan bahwa orang yang
meninggalkan shalat sehingga terlewat waktu,
kemudian ia mengqadanya, maka ia akan disiksa
dalam neraka selama satu huqub. Satu huqub adalah
delapan puluh tahun. Satu tahun terdiri dari 360 hari,
sedangkan satu hari di akhirat perbandingannya adalah seribu tahun di dunia.

Demikianlah kisah Nabi Musa dan wanita pezina dan
dua hadits Nabi, mudah-mudahan menjadi pelajaran
bagi kita dan timbul niat untuk melaksanakan
kewajiban shalat dengan istiqomah.

Semoga bermanfaat ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar