Kalender Hijriah


Sabtu, 23 Oktober 2010

SENANDUNG DUKA BIMA

Arjuna setelah PHK oleh sebuah perusahaan di Jakarta. pulang ke kampungnya "DANA MBOJO" dia melihat adanya pergeseran nilai budaya (cahaya optimisme yang dulu tampak di pelupuk mata temannya. Bima, kini pundar. Bima yang dulu ramah, kini merah. Bima yang dulu sumringah kini semrawut "apa yantg harus ku lakukan untuk membantu Bima". bisiknya dalam hati. Bima tampak lesu tak bergairah hidup.
 ARJUNA : Bima.... Bima.... Kau tampak lesu sekarang. Wajah ramahmu dulu, kini memendam amarah.Apa                     yang salah Bima ?! Nasibku memeng kurang bagus, tetapi setidaknya aku masih bisa memotivasi                    kamu Bima, agar kamu bisa maju.

Arjuna membuka tas punggungnya , mengeluarkan notes. Membuka catatan yang ada didalamnya. Mengangkat notes, menunjukkan pada Bima.

ARJUNA : Kau masih ingat Bima, dalam buku ini aku mencatat semua tentang kita, tentang aku dan kau.                         Dua  puluh tiga tahun silam Bima,  engkau sangat ramah dan gigit. Kau cerdas, berjiwa religius,
                  penuh semangat sampai - sampai engkau mengembara menyusuri pulau - pulau. Aku masih yakin
                  Bima, kau punya potensi besar untuk di kembangkan. kau adalah bibit unggul bangsa ini. Aku
                  pernah berkhayal (sambil mengingat masa lalu), kau akan menjadi pionir mengatasi krisis bangsa
                  ini. Aku pernah optimis akan hal itu, dan sekarang aku masih optimis. Cuma memang kau butuh
                  tetapi untuk bisa bangkit lagi.

Bima diam menunduk, air mata membaca tertahan didalam selaput mata. Meronta ingin tumpah, tetapi kerontang karna pertanyaan tak terjawab. kerongkongan tak lagi berpita suara. Bumi berlubang tak mampu melawan tatapan tajam Bima. Arjuna risau campur emosi, hadirkan laksa pertanyaan tertuju hanya dan hanya kepada bima.

ARJUNA : Apa yang salah bima ?! Mengapa kreativitasmu mandul, daya nalarmu bisul, dan satu lagi Bima.
                  Jiwa sosialmu , jiwa religiusmu terkikis oleh kapitalisme tanpa kau sadari. Ya... kapitalisme telah
                  membunuh kreativitas dengan daya inovatifmu. Dan kini kapitalisme telah melemparmu ke ujung
                  kakimu. kau harus bangkit Bima.

Arjuna kembali menyadari bahwa Bima butuh pertolongan cepat. Butuh perhatian. Butuh keikhlasan cinta untuk memotifasi agar bisa bangkit kembali. Bima merasa jati dirinya tergugat oleh Arjuna.

ARJUNA : Maafkan aku bima, aku tidak bermaksud menggugat keberadaanmu Bima. Insya Allah aku akan
                  berusaha sekuat tenaga membantumu dengan kekuatan dan optimisme yang aku miliki.

Bima masih merenungi kata - kata Arjuna, Bima berusaha mengatur tata bahasa, mengumpulkan tenaga merangkai kata argumen.
 
BIMA      : Maafkan aku Arjuna, maafkan aku saudaraku. Aku terjebak oleh cinta. Aku telah membaca
                  kalimat - kalimat cinta Kahlil Gibran. aku mungkin keliru karena telah menganggap orang - orang
                  yang berjuang bersamaku, termasuk kau arjuna belum mencintaiku dengan ikhlas. Bima
                  menerawang tak bisa menjawab pertanyaan dirinya sendiri). Aku tak tau mungkin aku terlalu
                  sensitive karena terhipnotis kalimat cinta Gibran.

Arjuna mendekati Bima, berusaha meyakinkan Bima bahwa dirinya benar - benar mencintai Bima dengan ikhlas. Memegang pundaknya, membawanya pada sebuah harapan dengan penuh optimis.

Laksmi dan Srikandi , seperti halnya Arjuna , berusaha memotifasi Bima untuk bangkit. Sengkuni berusaha mendengar percakapan Laksmi dan Srikandi. Ia membuntuti dari belakang dengan tujuan agar bisa mendengar apa yang diperbincangkan.

LAKSMI     : (Beriringan dengan Srikandi) Eh Sri, kenapa sih Bima kok kelihatannya nggak semangat, pada
                      hal dulu, ketika kita sama - sama di Jakarta dulu, dia yang ngotot pulang karena ingin
                      membangun kampung halaman. Sayang bangetkan. Karena antara kita, dia, Arjuna, dan yang
                      lain. Dia yang paling semangat, paling optimis dan mungkin satu - satunya yang paling
                      berpotensi dari kita semua.
SRIKANDI : Gosip - gosipnya sih, dia putus cinta. Eh.....Eh...... Maksudku, dia menganggap kita nggak
                      ikhlas sama dia. Dan itu setelah dia baca Kahlil.... Kahlil.....
LAKSMI     : Kahlil Gibran
SRIKANDI : EH ia, kali girang
LAKSMI     : Kahlil Gibran
SRIKANDI : Kahlil Girang
LAKSMI     : Kah... Lil... Gib... Ran...
SRIKANDI : Kah... Lil... Gib... Ran. Aaaa.... iya... iya... Kahlil Gibran
LAKSMI     : Ooh begitu ya. memang sih kita kadang _ kadang kita tidak bisa menyesuaikan isi bacaan dgn
                      realitas di lapangan. Ide yg menari - nari dlm pkiran jg sring brtntangan dgn realtas. trjdi
                      kntradiksi. Ttp kyaknya aku nngak prcya klo Bima mngalami kntradiksi dlam mnyingkapi
                      realita.
SRIKANDI : Eh iya. Soal kntradiksi itu lbh baik kt tnyakan sj pd Arjuna.
LAKSMI     : Ayo.

Mendengar isi pembicaraan Laksmi dan Srikandi. Sengkuni tertawa riang.

SENGKUNI : Ha... ha... ha... (trtawa) Good bye  Bima, ini saatnya aku menunjukkan diri. Agar semua org
                       tau. Bahwa akulah yg nmor satu. Akulah yg lbih unggul dan kau Bima, lbih baik mti sj sekalian.
                       Biar mampus. Ha... ha... ha... kacian deh luuuu, Bima. Ha... ha.. ha...


Arjuna sdang memikirkn nsibnya Bima. Metode dan strategi dipkirkan agr Bima bisa bngkit lg. Laksmi dan Srikandi yg dtang utk menanyakan prihal adanya kontradksi pd diri Bima, tpat pd saat Arjuna membutuhkan bantuan mrka utk memlihkan lg optimisme Bima.

LAKSMI     : (hampir bersmaan dgn SRIKANDI) Arjuna, kau sdang mlamun rupanya. Apa yg sdang kau
                      pikirkan?
ARJUNA     : Akusdang memikirkan ttg Bima, kawan. Bima hrs bangkit. Bima hrs kt bangkitkan.
SRIKANDI : Kebetulan Arjuna. Kami mau mnanyakan pd mu ttg Bima yg kbarnya mngalami kntradiksi.
ARJUNA     : Ceritanya pnjang, kawan. klian tau kan klau Bima brjiwa religius ? smangat aktivitasnya luar
                      biasa. Ttp skrang rpanya optimisme tlah mnjadi hampa. Daya produktifitasnya bralih ke
                      konsumtif. Jiwa sosialnya tlah brgnti kpasitas. Manja. Dan brpkiran absurd. Khayal. ilutif.
                      Pdahal kt prnah brharap  dia akan mnjadi unggulan ngra ini. krna jiwa religiusnya.
LAKSMI     : Terus trang kntradiksi itu ?
ARJUNA     : msih krang jlas, ttp aku dngar sprtinya Sengkuni tlah mracuni pkirannya dgn memberikan
                      minuman keras
LAKSMI     : Lntas apa yg kita lkukan ?
ARJUNA    : (mngeluarkan buku di dlam tas)  Aku tlah mncatatnya  dlam buku ini.


Sengkuni dgn dua org tmannya dtang utk mnyatakan kpd teman - teman Bima. Bahwa ia adlah yg nomor satu di kampung ini.

SENGKUNI : Ha... ha... ha... klian hrus mngakui bahwa akulah yg nomor satu. Apakah klian msih brharap
                       Bima adlah  unggulan kalian ? Percuma, kawan. Dan buku itu, srahkan kepada ku skrang juga.

Terjadilah pertarungan antara Sengkuni Cs dgn Arjuna. Arjuna berusaha  utk mempertahankan buku yg ada di tangannya. Tetapi apa daya Bima, sedangkan Laksmi dan Srikandi tdk bisa berbuat apa - apa. Sengkuni memenangkan pertandingan itu dan buku catatan ttg strategi membangun Bima.

ARJUNA     : Laksmi, Srikandi, kita harus berusaha agar buku itu jangan sampai jatuh ketangan Sengkuni.
                      Jatuh ke tangan orang - orang jahat. Kalao tidak, maka Bima tidak akan pernah bisa bangkit.
                      Dan nasib Bima sepuluh tahun mendatang akan lebih tragis. Semangat religiusnya hanya akan
                      mejadi legenda mati.






<Dikutip dari karya MUSAFIR KELANA>

Jumat, 15 Oktober 2010

"C I N T 4 IB4R4T SEBU4H RUM4H"

"C I N T 4"
     ____    iBaRat
   /___  ^    s'BuAh
  I::__I..I     rUMah


g' pRLu cNtIk.
 g' pRLu mWah


yg pNtinG
=>br4l4zk4N   c1Nt4
=>brT14NgK4n k3s3t14'4n
=>brd1n1nGk4n k3p3rc4y4"4n
=>brJ3nd3l4 ks1h sy4nK
=>brp1nTu do,4
=>brH14sk4n C4nd4 & t4w4
J4ng4N m3Nc1nt41 k4r3n4 k3 c4nt1k4N
J4ng4N sY4Nk k4r3n4 k3 4d4'4n m3m4ks4

                                    Tp. . . .! C1nt41l4h

s3s3or4nG d4r1 h4t1 mU YaNg
Tuluz M4k4 k4mU 4k4n m3n3Muk4n
k3b4h4g14'4n y4nG s3bNaRny4

PUJAAN HATI

Saat aku bangun dari tempat tidurku
Yang teringat hanyalah dirimu.....
Yang selalu menentramkan jiwaku
Dikala hatiku gelisah.....
Kau menghilangkan kegelisahan hatiku.....

Bisikanmu.....
 Selalu terngiang bagaikan angin - angin
Yang mengnghembus bisikan di telingaku


Tatapanmu....
Bagaikan sinar
Yang selalu menerangi kegelapan hatiku

Nafasmu adalah kehidupanku
Keinginanmu adalah pengorbananku
Senyuman manis mu adalah syurgaku
Canda dan tawa mu adalah kebahagiaan hidupku....
I LOVE YOU

KEKASIH HATI

Wahai kekasihku.....
Ku tunggu kau selalu kasihku
Walau hati ini lelah menunggu

Wahai dambaan jiwaku,kekasih hati
Tampa dirimu hatiku sunyi dan hampa.....
Duhai dambaan jiwaku,kekasih hati
Cepatlah pulang kepelukanku karena.....
Telinga ini ingin mendengar suara dan tawamu.......
Kedua tangan ini ingin membelai wajahmu......

Andaikaan dirimu datang dan hadir disisiku
Akan ku berikan sejuta kasih dan sayang untuk mu
Hanya untuk mu......